Warisan Olimpiade yang Gagal, Inggris Kehilangan 7.000 Guru PJOK
London, 13 Juli 2025 — Krisis dalam pendidikan jasmani di Inggris semakin menjadi perhatian publik setelah data terbaru dari Komite Parlemen Inggris mengungkapkan bahwa sejak Olimpiade London 2012, negara tersebut telah kehilangan sekitar 7.000 guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Penurunan jumlah tenaga pengajar ini berdampak signifikan terhadap kualitas dan kuantitas pelajaran olahraga di sekolah-sekolah. Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa sekitar 30 persen anak-anak di Inggris saat ini hanya melakukan aktivitas fisik kurang dari 30 menit per hari, jauh dari standar kesehatan yang direkomendasikan. Selain itu, jam pelajaran PJOK telah menyusut rata-rata 20 menit per siswa jika dibandingkan dengan tiga dekade lalu.
Kondisi ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pemerhati pendidikan dan kesehatan anak. Ali Oliver, CEO dari Youth Sport Trust, menyampaikan bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan terus memburuk. Ia menegaskan pentingnya menjadikan PJOK sebagai mata pelajaran inti dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah, bukan hanya sebagai pelengkap atau kegiatan tambahan. Menurutnya, olahraga bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga mendukung kesehatan mental, disiplin, dan kemampuan sosial anak-anak.
Turunnya minat dan perhatian terhadap pendidikan jasmani ini dinilai sebagai ironi besar, mengingat Inggris pernah menjadi tuan rumah Olimpiade yang menjanjikan warisan jangka panjang bagi dunia olahraga dan kebugaran masyarakat. Alih-alih meningkat, dukungan terhadap olahraga di sekolah justru mengalami kemunduran signifikan, yang dapat berdampak pada generasi mendatang. Komite Parlemen mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah strategis guna membalikkan tren ini, termasuk melalui perekrutan tenaga pengajar baru dan peningkatan status PJOK dalam sistem pendidikan nasional.