Guru di Australia Hadapi Tekanan Tinggi, Termasuk Guru Olahraga — Laporan OECD Ungkap Fakta Mengejutkan


Adelaide, Australia9 Oktober 2025 Sebuah laporan terbaru dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui survei Teaching and Learning International Survey (TALIS) menempatkan guru di Australia sebagai salah satu kelompok pengajar paling stres di dunia. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa tingkat tekanan dan beban kerja guru di Australia berada di posisi kedua tertinggi secara global, setelah Inggris.

Menurut hasil survei, sebagian besar guru di Australia menghabiskan lebih dari separuh waktu kerja mereka untuk urusan administrasi, rapat staf, dan tugas non-pengajaran, sementara waktu efektif mereka di kelas terus menurun. Hal ini membuat banyak guru merasa terbebani secara mental dan emosional, serta kesulitan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa masalah disiplin siswa di kelas, tekanan akademik, serta meningkatnya tuntutan birokrasi dari lembaga pendidikan menjadi sumber stres utama. Guru sering kali harus berurusan dengan laporan digital yang rumit, sistem penilaian yang terus berubah, dan ekspektasi tinggi dari orang tua maupun pemerintah.

Dalam konteks ini, guru olahraga (Physical Education Teachers) juga tidak terlepas dari tekanan yang sama. Mereka menghadapi tantangan tambahan, seperti keterbatasan fasilitas olahraga, cuaca ekstrem yang memengaruhi jadwal latihan, serta beban administratif yang kini juga mencakup pencatatan digital aktivitas fisik siswa.
Beberapa guru olahraga yang diwawancarai oleh media lokal Adelaide Now mengaku bahwa pekerjaan mereka kini jauh lebih kompleks dibandingkan satu dekade lalu.

“Dulu kami fokus pada kebugaran dan semangat olahraga siswa, tapi sekarang kami juga harus menjadi pengelola data, perencana risiko, bahkan kadang konselor bagi siswa yang stres,” ujar Michael Harris, guru olahraga di salah satu sekolah menengah di Adelaide.

Banyak guru mengaku bahwa rasa cinta terhadap profesi dan interaksi positif dengan siswa menjadi alasan utama mereka tetap bertahan. Namun demikian, organisasi guru di Australia menyerukan agar pemerintah segera melakukan reformasi sistem pendidikan untuk mengurangi beban administratif dan memberikan ruang lebih luas bagi guru untuk mengajar dengan efektif.

Presiden Federasi Guru Nasional Australia menekankan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut, akan semakin sulit menarik generasi muda untuk menekuni profesi guru.

“Guru adalah tulang punggung pendidikan. Jika mereka terus dibiarkan bekerja dalam tekanan tinggi tanpa dukungan yang memadai, kita sedang mempertaruhkan masa depan pendidikan negara ini,” katanya.

OECD dalam laporannya merekomendasikan agar Australia memperkuat dukungan kesehatan mental bagi tenaga pendidik, mengurangi birokrasi sekolah, serta menyeimbangkan waktu kerja agar guru dapat fokus kembali pada proses pembelajaran yang bermakna.

Meskipun laporan ini tidak menyoroti profesi guru olahraga secara khusus, temuan tersebut mencerminkan tantangan luas yang dihadapi semua guru, termasuk para pendidik jasmani yang berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik dan mental generasi muda Australia.